Monday, February 8, 2010

Inilah Patung Gus Dur Mirip Buddha yang Menuai Protes

Beberapa seniman Yogyakarta dan sekitarnya membikin patung untuk mengenang Gus Dur. Salah satu patung adalah karya Cipto Purnomo dari komunitas seniman Borobudur Indonesia. Patung ini diprotes Dewan Pengurus Pusat Pemuda Theravada Indonesia (DPP PATRIA). Mereka menganggap patung itu menyerupai Buddha.

"Kami akan mengajukan keberatan kepada seniman Bapak Cipto Purnomo yang telah menghasilkan karya seni ini. Yang mungkin karena ketidaktahuannya, telah merendahkan figur dari Guru Agung kami dan juga Guru Agung Dunia," kata Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Pemuda Theravada Indonesia (DPP PATRIA) Tanagus Dharmawan, Senin (8/1/2010).

Menurut Tanagus, umat Buddha sangat menjunjung tinggi figur Buddha. DPP Patria juga yakin keluarga mendiang Gus Dur juga berkeberatan.

"Kami pun yakin, keluarga dan para pendukung Bapak KH Abdurrahman Wahid akan berkeberatan akan hal ini, yang sangat terkesan merendahkan figur atau simbol agama Buddha," lanjut Tanagus.

Beberapa seniman asal Jawa Tengah membuat patung serta lukisan Gus Dur di Studio Mendut, Magelang. Patung-patung dan lukisan ini dibuat untuk mengenang jasa mendiang Gus Dur.

Sekilas, memang patung Gus Dur karya Cipto Purnomo itu menyerupai patung Buddha. Wajah Gus Dur yang berkacamata diberi rambut mirip patung Buddha.

Keluarga Gus Dur: Ekspresi Seni
Keluarga Gus Dur mencoba memakluminya sebagai bentuk ekspresi seni. "Kita tangkap itu sebagai bentuk kecintaan seniman kepada Gus Dur," kata menantu Gus Dur, Dhohir Farisi, saat dihubungi detikcom, Senin (8/2/2010).

Menurut Dhohir, jika umat Buddha merasa keberatan dengan patung tersebut, sang pematung harus segera memberi respons. "Kalau ada perdebatan dari umat Buddha, senimannya harus memberi respons," lanjut politisi Gerindra ini.

Memang diakui Dhohir, tidak ada dari panitia atau seniman yang bersangkutan meminta izin mau membuat patung tersebut. Namun keluarga tidak mempermasalahkan.

"Tidak ada keberatan apa pun. Ya sudahlah, itu ekspresi seni," kata Dhohir.

Suami Yenny Wahid ini menambahkan sudah diinformasikan oleh para seniman, mereka akan kembali mengadakan kegiatan serupa di Magelang untuk memperingati 100 hari wafatnya Gus Dur. Menurutnya, publik masih belum banyak tahu kalau Gus Dur juga dekat dengan komunitas seni.

"Selain sebagai kyai dan mantan presiden, beliau juga pernah menjadi Ketua Dewan Kesenian Jakarta," kata Dhohir.

Bagaimana tanggapan Yenny Wahid soal patung Gus Dur itu? "Yenny juga sudah lihat gambarnya. Kita ketawa saja, ada patung Gus Dur pakai peci putih dll. Inilah ekspresi seni," pungkasnya.(dirangkum dari detik.com)

No comments:

Post a Comment