Sunday, August 14, 2011

Membuat Pewarna Makanan Alami




Ketimbang tubuh sakit akibat keseringan menyantap makanan dan minuman berpewarna buatan, mending bikin makanan dan minuman sendiri dengan pewarna alami. Seperti apa membuatnya. 

Daun Suji
Daun suji biasa dipakai sebagai pemberi warna hijau pada makanan. Daun suji seringkali dicampur dengan daun pandan sehingga selain memberi warna sekaligus juga memberi aroma harum pada makanan, kue dan minuman. Cara membuatnya: iris halus daun suji dan daun pandan, haluskan dengan cara ditumbuk atau diblender, peras, dan saring, lalu tambahkan air kapur sirih sebagai pengawetnya. Masukkan ke dalam botol tertutup, lalu simpan di lemari es.

Kayu Secang
Secang (Caesalpinia sappan L.) adalah tanaman berkayu yang biasa dimanfaatkan bagian batangnya. Cara menggunakannya, batang basah diserut dan dikeringkan. Serutan batang kayu secang kering direbus dengan air dan disaring, baru dicampurkan ke dalam adonan atau bahan yang akan diwarnai. Secang memberikan warna merah. Kayu secang dapat diperoleh di toko yang menjual jamu tradisional.

Angkak
Warna merah angkak sangat potensial sebagai pengganti warna merah sintetis. Saat ini angkak digunakan pada berbagai produk makanan seperti pada pembuatan anggur, keju, sayuran, pasta ikan, kecap ikan, minuman beralkohol, aneka kue, serta produk olahan daging seperti sosis. Angkak digunakan dengan cara diseduh air panas, air seduhan pertama dibuang karena rasanya pahit. Baru pada seduhan ketiga disaring, lalu haluskan. Pewarna merah juga dapat diperoleh dari kulit bunga rosella (Hibiscus Sabdariffa L) dengan cara diseduh air panas terlebih dahulu sebelum digunakan, atau diperoleh dari bit yang direbus lalu diambil airnya, atau diblender bitnya.

Bunga Telang
Bunga telang berwarna biru keunguan yang banyak tumbuh di Asia. Warna biru keunguannya dapat digunakan sebagai pewarna alami biru pada penganan.
Cara menggunakan: cuci bersih bunga telang, remas-remas atau tumbuk dengan sedikit air matang, lalu saring. Bisa juga dengan merebus bunga talang hingga bunga layu dan airnya berwarna biru, kemudian saring dan diambil airnya. Alternatif lain bisa juga dengan cara merendam bunga telang dengan air panas hingga airnya berwarna biru, remas-remas, saring, dan ambil airnya. Untuk menyimpan dalam waktu lama, bunga telang bisa dikeringkan dengan cara dijemur di sinar matahari, lalu masukkan ke dalam kemasan yang kering dan tertutup.

Kunyit
Warna kuning dari kunyit diperoleh dengan cara diparut sampai halus, diperas atau dicampurkan langsung ke makanan. Saat ini bubuk kunyit juga banyak dijual di toko swalayan.

Kluwek, Abu Merang dan tinta cumi. Untuk hidangan atau kue yang berwarna hitam dapat digunakan abu merang yang dibuat dari merang yang dibakar,lalu diayak. Atau bisa juga kluwak kwalitas baik dipecahkan, lalu diambil daging buahnya untuk kemudian dihaluskan dan dicampur dengan bumbu lainnya, atau dari tinta cumi yang dilarutkan dengan air.
Nah, sekarang tinggal pilih akan diberi warna apa kue dan minuman Anda? Sudah saatnya kita memilih pewarna makanan alami demi kesehatan keluarga kita.

sumber: klub nova

Wednesday, August 10, 2011

Hati-hati Mitos Manfaat Air Kelapa. Ini Faktanya

Air kelapa, khususnya air kelapa muda, sudah sejak lama dikenal sebagai minuman yang menyehatkan. Letaknya yang terlindung oleh tempurung keras dan sabut kelapa yang tebal, membuat air kelapa menjadi minuman steril. Bebas dari segala bentuk kontaminasi.

Menurut Prof. DR. Made Astawan, MS, secara umum, air kelapa mengandung 2,6 persen gula, 0,55 persen protein, 0,74 persen lemak, serta 0,46 persen mineral. Jenis gula yang terkandung adalah glukosa, fruktosa, dan sukrosa.

Beberapa jenis kelapa ada yang memiliki kadar gula sebesar 3 persen pada air kelapa tua, dan 5,1 persen pada air kelapa muda. "Itulah yang menyebabkan air kelapa muda terasa lebih manis dibandingkan dengan air kelapa tua," ujar Made.
 
Tinggi Kalium 
 Dalam air kelapa juga terdapat asam amino dan vitamin. Air kelapa muda juga mengandung komponen fitokimia berupa tanin. Tanin bersifat antibakteri yang akan menghambat pertumbuhan bakteri.
Mineral terbanyak adalah kalium dengan kandungan 730 mg per 100 gram air kelapa muda, yang cukup banyak magnesium, dan klorida, sedangka natrium jumlahnya sangat sedikit. Komposisi minuman dengan rasio kalium (potasium) terhadap natrium yang tinggi sangat menguntungkan bagi kesehatan.
Komposisi zat gizinya mendekati cairan isotonik, yang sesuai dengan cairan tubuh. Minuman isotonik diharapkan dapat menggantikan mineral tubuh yang hilang melalui keringat selama aktivitas olahraga atau kegiatan lainnya.

"Hanya saja, orang yang aktif berolahraga perlu berhati-hati soal penggunaan air kelapa sebagai minuman elektrolit," imbuh Emilia Achmadi, MSc, health coach dari Sehati.

Mereka harus mengetahui jenis olah raga yang dilakukan dan lamanya. Bila olah raga terbilang berat, katakanlah aerobik selama 3 jam tanpa henti, tubuh akan kehilangan banyak sodium. Konsumsi air kelapa tidak bisa mengimbangi kebutuhan tubuh terhadap sodium. Tak lain karena sodium dalam air kelapa hanya sedikit. Kalau ini yang terjadi, tubuh bisa kekurangan sodium. Akibatnya, otot tidak bisa berkontraksi dengan baik. Detak jantung dan fungsi organ tubuh akan terganggu. Risiko terburuknya? Anda bisa pingsan.
Namun, kalau olah raga yang dilakukan tidak tergolong berat, seperti jalan cepat selama 1 jam atau beryoga misalnya, minum air kelapa tidak masalah. Syaratnya, tetap konsumsi air-mineral biasa.
Hal-hal seperti inilah yang harus diluruskan dan diperhatikan oleh orang awam agar tak keliru memahaminya. Seperti sejumlah hal keliru lainnya tentang air kelapa yang diluruskan oleh Emilia.

1. Membantu menurunkan berat badan
Hal ini menurut Emilia sering disalahmengertikan oleh kebanyakan orang. Minum air kelapa secara berlebihan sebenarnya dapat menyebabkan diare. Memang kelihatannya-setelah itu berat badan berkurang. Namun, ini bukan cara tepat dan sehat untuk bisa mendapatkan berat tubuh ideal. Sebaliknya, air kelapa bisa dijadikan stimulan bagi mereka yang susah buang air besar karena dapat membantu melancarkan saluran cerna.
2. Lebih bernutrisi ketimbang susu full cream
Anggapan ini tidak benar. Dibandingkan dengan air kelapa, susu (baik yang full cream maupun tidak) kaya akan protein, lemak, karbohidrat, dan gula. Selain itu, susu juga mengandung berbagai macam vitamin dan mineral seperti vitamin B kompleks, vitamin D, kalsium, potasium, sodium, serta magnesium. Sementara air kelapa hanya mengandung beberapa mineral saja.

3 Membantu sistem kekebalan tubuh
Tidak ada literatur ilmiah yang membuktikan bahwa air kelapa membuat sistem kekebalan tubuh menjadi lebih baik dan juga membantu tubuh melawan beberapa virus penyebab penyakit. Sistem imunitas dalam tubuh, dijelaskan oleh Emilia, adalah sister yang sangat kompleks.
Satu-satunya cara untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh adalah zat gizi yang diperoleh dari beragam makanan. "Dan air kelapa tidak memberikan itu," tambah Emilia. Yang bisa memberi dukungan nutrisi lengkap adalah melalui asupan makanan dengan gizi seimbang.


4. Membantu mencegah terjadinya batu ginjal
Hal pertama yang dapat dilakukan guna mencegah terjadinya pembentukan batu ginjal adalah cukup konsumsi air atau cairan. Cairan bisa diperoleh dari air kelapa, air mineral, dan lainnya. Ada benarnya bahwa air, baik. air kelapa maupun air mineral, dapat mencegah terjadinya pembentukan batu ginjal. Hanya saja, air kelapa tidak dapat menyembuhkan batu ginjal.

5 Memulihkan rasa pusing akibat mabuk
Mabuk karena mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan harus segera dinetralkan. Caranya dengan minum air, baik air mineral maupun air kelapa. Sebenarnya, untuk meredakan rasa pusing akibat mabuk, sebaiknya minum air yang mengandung gula. Tujuannya agar gula bisa cepat masuk ke dalam pusat susunan saraf dan mengambil alih keterikatan tubuh pada alkohol. Dengan begitu, efek negatif dari mabuk dapat dinetralkan.  kompas.co.id



Ingin Memiliki Anak yang Badannya Tinggi? Ini Caranya

Rahasia ini mungkin baik untuk yang belum menikah dan sedang memilih-milih pasangan. Bahwa kita bisa merancang, nantinya anak kita memiliki tinggi di atas standar. Rahasianya terletak pada pemilihan pasangan yang lahir dari wilayah yang berbeda. Ilmuwan menemukan, jika kedua orang tua lahir dari kota yang sama, anak yang dimiliki akan memiliki tinggi rata-rata.

Berbeda jika orang tua tumbuh di daerah saling berjauhan, keturunannya cenderung tumbuh tinggi. Kepala peneliti Dariusz Danel dari Institute of Anthology di Polish Academy of Sciences mengatakan, hal ini karena keanekaragaman genetik.

Orang tua dari wilayah berbeda cenderung memiliki gen berbeda dibanding mereka yang tumbuh di tempat sama. Makin besar keanekaragaman genetik, makin besar kemungkinan memiliki anak dengan tubuh yang mampu beroperasi dengan lebih efisien.

Energi yang tersimpan dalam efisiensi ini kemudian ditransfer ke dalam pertumbuhan. "Efek ini terlihat pada anak selama tiga tahap periode perkembangan yang dianalisa dengan rentang 6-18 tahun,” ujar Daniel.
Untuk memastikannya, Danel dan tim mempelajari tinggi 2.675 anak laki-laki dan 2.603 anak perempuan Polandia dipadukan informasi tinggi orang tua dan pendapatan keluarga. Hasil riset menemukan, tinggi badan ditentukan tinggi orang tua dan kesejahteraannya.

Hal ini dikarenakan, orang sejahtera cenderung mendapat nutrisi yang baik. Namun seperti ditulis Dailymail, terdapat fakta mengejutkan, keanekaragaman genetik tiap orang memiliki pengaruh yang juga besar.

Kebanyakan anak-anak barat mendapat makanan yang cukup untuk menjadi bahan bakar pertumbuhan. Namun, jika nutrisi kurang, pernikahan dari daerah yang berjauhan terbukti sangat menguntungkan.
Hasil studi ini diterbitkan dalam American Journal of Physical Anthropology. (inilah.com)

Monday, August 8, 2011

Pengaruh Warna pada Bayi

Siapa bilang warna tidak ada pengaruhnya untuk perkembangan bayi. Bahkan warna selimut pun menurut para pakar berpengaruh pada tumbuh-kembang bayi. Seperti apa  warna dihubungkan dengan sifat dan perilaku bayi?

Merah
Menstimulasi dan melancarkan peredarah darah. Ia juga membantu melawan udara dingin. Warna ini tidak disarankan untuk bayi yang baru lahir namun baik untuk bayi yang sudah beranjak besar agar ia lebih aktif dan bersemangat.

Oranye
Warna ini dipercaya dapat memperkuat paru-paru, pankreas dan limpa. Warna hangat ini juga dipercaya mampu meningkatkan vitalitas dan nafsu makan. Untuk balita, ia bisa merangsang semangat bermain dan eksplorasi hal-hal baru.

Kuning
Warna ini dikatakan dapat membantu meningkatkan sistem syaraf dan kecerdasan. Ia membantu mengatasi kecemasan dan depresi pada anak. Pada balita, warna kuning cerah mampu menstimulasinya agar lebih aktif, namun untuk bayi, kuning pastel dapat membuatnya tersenyum.

Pink
Pada anak-anak, warna ini menstimulasi kreativitas dan kekuatan. Ia juga meredam amarah dan kepanikan. Jika Anda mengalami insomnia, gunakan sprei pink pucat. Walaupun sering digunakan untuk bayi perempuan, sprei pink pucat juga baik untuk bayi lelaki.

Hijau
Warna ini menyimbolkan keharmonisan hidup, kesegaran dan pencerahan. Ia juga membantu meredakan tekanan darah, gangguan jantung, sakit kepala dan flu pada orang dewasa. Untuk bayi, warna ini dapat membantunya tenang dan rileks sehingga banyak digunakan sebagai aksesori bayi.

Biru
Efeknya kebalikan dari warna merah. Efek sejuknya dapat membantu tubuh melawan penyakit dan sembuh dari syok. Jika bayi Anda terlihat gelisah coba pakaikan selimut warna biru muda, itulah sebabnya ada warna dengan sebutan baby blue.

Ungu
Efeknya menenangkan dan memberikan kedamaian hati. Dikatakan dapat meningkatkan sisi spiritual dan naluri pada bayi. Ia juga dipercaya dapat melawan kegelisahan dan gangguan mental.

Putih
Warna netral ini dikatakan tidak memiliki efek apa-apa, namun banyak digunakan oleh budaya manapun. Di budaya timur tengah, warna ini melambangkan kesucian, kedamaian dan keamanan, sedangkan di kultur lainnya, ia mewakili ketenangan, kejujuran dan kesederhanaan. Penuh makna namun siapkan budget laundry Anda karena perawatan warna putih sangat merepotkan. (wolipop.com)

Thursday, August 4, 2011

Tulisan Sri Mulyani di Situs Bank Dunia: Winning in Transition


Is the Arab Spring turning into a gloomy autumn? With brutal crackdowns in Syria, a bloody civil war in Libya, and Yemen teetering on the brink of chaos, the number of skeptics is growing. Although Egypt and Tunisia’s pro-democracy movements achieved rapid regime change, uncertainties remain in those countries, too. After a brief period of hope, many observers now wonder whether the region is capable of producing viable, and economically vibrant, democracies.

Revolutions and their aftermaths, of course, are always fluid and fickle times, and the outcome is often perched on a knife’s edge. Bridging the vast gap between high expectations and the reality of limited budgets and capabilities is a test in itself. Redressing past injustice and building an economy that offers opportunity to all are major challenges as well, fraught with volatility, uncertainty, and the dangers of political opportunism.
But transitions are also times of great opportunity. In the 1990’s, I was among those Indonesians who demanded and celebrated the departure of our own autocrat, Suharto, and I joined the new government when he left. Many observers predicted that Indonesia, the world’s most populous Muslim country, would be unable to sustain democracy and would ultimately decline into chaos. The task ahead of us was daunting. But we proved the skeptics wrong, and learned some fundamental lessons.

Perhaps most importantly, we learned that there is no one-size-fits-all solution for democratization. Each of the countries of the Middle East and North Africa will face unique challenges, which will have to be addressed on their own terms. Even so, they all must make a real and symbolic break with the past. The new authorities must send strong signals that the old ways are finished.

Change must be formally manifested, with new laws that are widely publicized. Legislation that empowers citizens with freedom of expression, free and independent elections, and freedom of association is crucial, and it must be made clear to the public that no one is above the law. Anything less will undermine the transition.

Moreover, corruption is the bane of development everywhere, so new governments should move fast to establish institutions and procedures to fight it. Transparency and accountability are powerful ideas with near-universal support, which means that new leaders should not give up when the fight becomes difficult. Civil-society organizations, local communities, representatives of the poor and vulnerable, and women play a vital role in this regard, and they should be included at every level of decision-making.

In Indonesia, we signed a hundred laws in less than 18 months, covering everything from media freedom to elections, corruption, decentralization, and anti-trust rules. We ratified new public-finance legislation and ensured the independence of the country’s central bank.

New leaders must also expect and manage setbacks. In post-revolutionary times, expectations are high, and the obstacles to meeting them are enormous. I know from personal experience that we did not always have the luxury of getting the best outcomes. We had to compromise and settle for the best possible results.

Security threats are among the most serious setbacks in transitions. Nationalistic sentiment is strong, and politicians and interest groups can exploit it. Often, the security forces are holdovers from the old regime, and there is no independent judicial system. Reforms will take time, and the old bureaucracies may not be able to implement them.

In Indonesia, we used various innovations to work around such dilemmas. For example, we appointed an independent judge to take over the bankruptcy and corruption courts, because career judges were too tainted. Likewise, when we started cash-for-work programs as part of our pro-poor agenda, we asked communities to run these initiatives.

More broadly, new leaders are well advised to ensure that the economy performs well. It is important to restore economic activity and create a favorable environment for entrepreneurs, particularly small and medium-size businesses, which constitute the main engine of job creation. The recent revolutions, it should be recalled, started with the self-immolation of a Tunisian fruit vendor, who was harassed and insulted by the authorities.

But economic success without accountability and social inclusion is not sustainable, and new governments often must face tough choices in order to protect the poor and vulnerable. They might have to abolish mis-targeted subsidies to free up resources for more targeted and efficient anti-poverty and job-creation programs.
In Indonesia, we had to draw a line between the very poor and the near-poor. We could not afford to raise salaries or provide subsidies for everybody. Our help had to be targeted. So, while we helped the neediest, we excluded others who were not poor enough to benefit. This was a tough and unpopular choice.

Finally, countries in transition need support – not only money, but also technical know-how to implement highly complex reforms. When I became Indonesia’s finance minister, I had 64,000 employees. But when we had to modernize our tax system, we could not find the required expertise anywhere in our country.

Yes, we needed external assistance, but we never surrendered “ownership” of the reform process; we made it work for us. If we Indonesians had not been in charge of our own transition, it could easily have failed. That lesson, too, is one that all countries in transition should bear in mind.


Sri Mulyani Indrawati is Managing Director of the World Bank Group and a former finance minister of Indonesia.





Wednesday, August 3, 2011

Manfaat Tumbuhan Serai: Mulai Obat Kanker sampai Darah Tinggi

Serai, sering dipakai sebagai rempah penyedap masakan. Serai atau dalam bahasa latinnya disebut Cymbopogon ciatrus adalah genus yang berisi sekitar 55 spesies rumput. Tumbuhan ini bisa tumbuh subur di cuaca hangat dan mencapai ketinggian sekitar 2 sampai 4 meter. Tanaman serai dipergunakan dalam berbagai kebudayaan. Bagian dari tanaman ini yang bisa dipakai untuk herbal meliputi akar, batang, dan daunnya.

Berikut beberapa khasiat serai yang belum banyak diketahui:
- Mencegah kanker
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa setiap 100 gram serai mengandung antioksidan yang dapat mencegah kanker. Pada tahun 2006, sebuah tim peneliti dari University Gurion di Israel menemukan senyawa dalam tubuh serai yang bisa mematikan sel kanker tanpa merusak sel sehat.

- Obat gangguan pencernaan
Teh yang mengandung serai membantu mengatasi gangguan pencernaan, sakit perut, masuk angin, kram usus dan diare. Serai juga membantu mengurangi gas dari usus sekaligus mencegah pembentukan gas lebih lanjut.

- Detoksifikasi
Serai juga memiliki sifat detoksifikasi tubuh dengan meningkatkan jumlah dan frekuensi buang air kecil. Hal ini bisa membuat organ pencernaan, hati, pankreas, ginjal, dan kandung kemih bersih dan sehat karena zat beracun dan asam urat sudah disingkirkan.

- Manfaat pada sistem saraf
Minyak esensial yang dibuat menggunakan serai dapat digunakan untuk memperkuat dan meningkatkan fungsi sistem saraf. Karenanya minyak serai yang dioleskan ke permukaan tubuh memberikan efek menghangatkan, melemaskan otot dan meredakan kejang.

- Menurunkan tekanan darah
Serai efektif dalam mengurangi tekanan darah, merangsang sirkulasi darah dan menghilangkan masalah tekanan darah. Konsumsi segelas jus serai untuk menurunkan hipertensi.

- Sebagai analgesik
Serai meringankan semua jenis peradangan dan iritabilitas yang berhubungan dengan sakit dan nyeri. Jadi jika Anda mengalami sakit gigi, nyeri otot, nyeri sendi, atau nyeri, teh lemon pasti bisa membantu.

- Kulit indah
Serai merupakan pilar dalam industri kosmetik. Manfaatnya antara lain mengurangi jerawat dan berfungsi sebagai penyegar. Minyak serai juga bisa dibalurkan ke seluruh tubuh untuk memberi efek menghangatkan.

- Kesehatan wanita
Konsumsi teh yang diberi serai mungkin akan membantu mengurangi nyeri haid dan rasa mual.

tribunnews.com

Monday, August 1, 2011

Sudah Nikah Masih Cinta Orang Lain, Bagaimana Mengatasi?

Selingkuh hati, begitu orang mengatakan untuk kasus ini. Anda telah berkomitmen untuk mencintai dan hidup bersama dengan pasangan tapi diam-diam hati Anda masih mendua.

Jika disebabkan oleh hubungan masa lalu, perasaan ini timbul sejak awal pernikahan. Tapi tidak menutup kemungkinan perasaan ini muncul setelah Anda bertemu dengan orang tersebut setelah pernikahan berjalan.

Perasaan kurang dicintai, kurang diterima sebagai istri, merasa kurang disukai, dan tidak dihormati bisa memicu timbulnya rasa cinta kepada orang ketiga. Anda berusaha mencari sosok pasangan impian dalam diri orang lain walau sudah terikat pernikahan.

Seringkali sulit mencegah timbulnya perasaan ini. Dikutip marriagehelper, berikut beberapa hal yang bisa menyebabkan perasaan Anda mendua:
1. Perasaan cinta yang lebih menyenangkan dari hubungan yang sekarang
2. Si dia lebih mengerti Anda ketimbang pasangan yang sekarang
3. Perasaan kalau si dia adalah yang paling tepat dan cocok untuk Anda
4. Memiliki perasaan kehidupan pernikahan Anda akan lebih baik dan bahagia jika menikah dengannya
5. Yakin kalau si dia bisa membuat Anda jadi orang yang baik

Perasaan ini memang kerap kali muncul bukan karena Anda ingin menyakiti pasangan Anda. Tapi lebih karena Anda ingin mencari cinta yang tidak pernah dirasakan sebelumnya.

Lalu apa yang harus dilakukan?

Umumnya Anda akan berada di persimpangan. Melanjutkan pernikahan atau mengakhiri pernikahan dan beralih ke si dia.

Semua pilihan tentu ada konsekuensinya. Baik konsekuensi jangka panjang atau jangka pendek. Jika Anda berpikir pendek, mungkin pilihan berpaling dari pasangan adalah yang terbaik. Tapi jangan lupa, jika ini terjadi banyak pihak yang terkena konsekuensinya. Anak, keluarga, orang tua dari kedua belah pihak pasti itu terkena dampak dari perpisahan Anda.

Seringkali pilihan pindah ke lain hati didasari dengan harapan kalau semua akan indah pada waktunya. Kehidupan Anda akan lebih baik dan menyenangkan seperti dongeng Cinderella.

Seperti dikutip Marriagehelper, sayangnya hal itu tak selalu terjadi. Perasaan cinta yang menggebu-gebu pada si dia biasanya akan mulai mereda setelah lebih dari dua tahun pernikahan. Setelah lama tinggal bersama, mulai terlihat bagaimana sifat dia yang sebenarnya dan tak selalu hidup Anda berakhir seperti dongeng Cinderella.

Dalam banyak kasus, orang yang memilih opsi meninggalkan pasangan menyesali keputusannya setelah beberapa tahun. Beberapa bahkan berharap bisa mengulang kembali waktu dan mengubah keputusannya.

Rata-rata mereka berharap tidak menyelesaikan masalah dengan meninggalkan pernikahan tapi dengan memperbaiki hubungan. Mereka juga umumnya menyesali anak-anak menjadi korban dari keegoisan orang tuanya.

Sulit memang membuat keputusan yang tepat saat sedang dimabuk asmara. Godaan untuk pindah ke lain hati sangat kuat, tapi tanggungjawab terhadap komitmen pernikahan juga membayangi. Apapun itu, jangan membuat keputusan yang tergesa-gesa dan tidak memikirkan konsekuensinya terhadap orang lain terutama orang terdekat. Perlu diingat, kebahagiaan datang karena Anda melakukan hal yang benar dan baik bukan hal egois yang hanya menyenangkan diri sendiri.

sumber:  wolipop