Wednesday, January 8, 2014

Apa Itu White Coffee

Di Indonesia white coffee mulai tenar beberapa tahun lalu. Kini para produsen kopi juga heboh membuat kopi yang dipercaya aman bagi lambung. Sebenarnya, apa sih white coffee itu?

Sebenarnya, pengertian white coffee bisa beragam, tergantung daerahnya. Di negara-negara berbahasa Inggris, misalnya, istilah white coffee mengacu pada kopi hitam yang diberi susu, krim, atau produk turunan dari sirup jagung, kedelai, dan kacang yang dituang dalam suhu ruang. Kopi ini juga dikenal dengan sebutan coffee light, light coffee, coffee with milk, atau regular coffee.

Di Amerika Serikat, white coffee adalah biji kopi yang dipanaskan hingga level yellow roast. Karena proses pemanasannya hanya sebentar, gula alami dalam biji kopi tidak terkaramelisasi, sehingga tidak ada rasa pahit tertinggal. Kopi ini digunakan untuk membuat espresso, bukan kopi seduh biasa. Kadar keasamannya cukup tinggi dengan jejak rasa seperti kacang.

Sementara itu, orang Malaysia mengenal Ipoh white coffee yang berasal dari kota Ipoh. Biji kopi dipanggang dengan margarin dari minyak kelapa sawit, sehingga warnanya tidak terlalu hitam. Setelah itu, kopi disajikan dengan susu kental manis.

Ada anggapan salah bahwa terdapat biji kopi khas Malaysia yang disebut white coffee bean. Padahal, yang dimaksud adalah biji kopi robusta atau arabika impor yang dipanggang hingga berwarna cerah.

Istilah ini juga merujuk pada teh herbal dari Lebanon atau Yaman yang dibuat dengan air orange blossom (bunga jeruk). White coffee juga dikaitkan dengan teh karena biji kopi yang dimasak hingga berwarna cokelat pucat dicelupkan ke dalam air. Hasilnya adalah minuman yang berwarna keemasan dengan jejak rasa kacang atau bunga, serta terasa agak asam seperti teh.

Di Indonesia sendiri ada sebuah produsen kopi yang menjual 'white koffie'. Kopi ini diklaim diproduksi dengan mesin dari Jepang berteknologi cold drying. Biji kopi melalui proses pembekuan hingga -40 C sehingga kandungan asam gastricnya berkurang sampai 80%, sementara kandungan kafeinnya tetap utuh. Konon, karena itulah produk ini aman bagi lambung dan jantung.

Kopi instan ini berbentuk bubuk dengan campuran non-dairy creamer dan gula. Setelah diseduh, warnanya cenderung lebih pucat atau krem dibanding kopi biasa.

sumber

Beda Kopi Robusta, Arabica, dan Kopi Luwak (Jenis-jenis Kopi)

Apa beda kopi Robusta, Arabica, dan Kopi Luwak?  Ini pertanyaan umum yang biasanya ditanyakan kepada ahli kopi. Inilah menurut dr Surip Mawardi, ahli kopi yang sudah berpengalaman selama 27 tahun, dan tergabung di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, sebagaimana ditulis kompas.

1. Kopi arabika (arabica coffee)

Kopi yang berasal dari Brasil dan Etiopia ini menguasai 70 persen pasar kopi dunia. Kopi arabika memiliki banyak varietas, tergantung negara, iklim, dan tanah tempat kopi ditanam. Anda bisa menemukan kopi toraja, mandailing, kolumbia, brasilia, dan lain sebagainya. Antara kopi arabika yang satu dan yang lain punya perbedaan rasa.

Berikut ciri-ciri kopi arabika:
*Aromanya wangi sedap mirip percampuran bunga dan buah. Hidup di daerah yang sejuk dan dingin.
* Memiliki rasa asam yang tidak dimiliki oleh kopi jenis robusta.
* Memiliki bodi atau rasa kental saat disesap di mulut.
* Rasa kopi arabika lebih mild atau halus.
* Kopi arabika juga terkenal pahit.
* Harganya sekitar Rp 32.000 per kg.

2. Kopi robusta
Menguasai 30 persen pasar dunia. Kopi ini tersebar di luar Kolumbia, seperti di Indonesia dan Filipina. Sama seperti arabika, kondisi tanah, iklim, dan proses pengemasan kopi ini akan berbeda untuk setiap negara dan menghasilkan rasa yang sedikit banyak juga berbeda.

Ciri-ciri kopi robusta:
* Memiliki rasa yang lebih seperti cokelat.
* Bau yang dihasilkan khas dan manis.
* Warnanya bervariasi sesuai dengan cara pengolahan.
* Memiliki tekstur yang lebih kasar dari arabika.
* Harganya sekitar Rp 18.000 per kg.

3. Kopi ekselsa, racemosa, dan liberica (african coffee)
Merupakan jenis kopi yang berada di antara arabika dan robusta. Kopi tersebut saat ini masih dalam tahap pengembangan.

4. Kopi luwak
Merupakan kopi yang berasal dari biji kopi arabika atau robusta yang dimakan oleh luwak. Luwak akan menelan buah kopi (berwarna merah) dan memprosesnya dengan enzim yang ada di perutnya. Biji dari buah kopi itu lalu terbuang bersama kotorannya.

''Biji inilah yang dinamakan kopi luwak. Kita masih meneliti enzim yang ada di perut luwak yang membuat kopi ini jadi lebih sedap,'' tutur dr Surip kepada Kompas Female.

Kopi luwak dihargai sekitar Rp 350.000, bahkan lebih, tergantung jenis kopi yang dimakan luwak. Kopi luwak menjadi lebih istimewa karena luwak mencari buah kopi yang 90 persen matang. Ia tidak melihat warna, tetapi menggunakan daya penciuman yang tajam dan selalu mencari kopi pada malam hari. Dalam satu pohon kopi, hanya 1-2 butir buah yang dimakan. Dengan begitu, kopi yang diambil oleh luwak adalah kopi dengan nilai kematangan tertinggi, yang tentunya amat berpengaruh pada rasa kopi nantinya.

Apa pun jenis kopi yang ada, proses penyortiran hingga pengemasannya amat berpengaruh pada rasa kopi. Misalnya, kopi yang tercampur dengan tanah, daun, ranting, dan benda lainnya yang ikut terbawa saat pemetikan dan penjemuran kopi akan mempengaruhi cita rasa kopi.

'Menilai kopi yang enak tidak bisa sekadar dari fisik sebab, jika fisiknya bagus tapi terkadang berlubang atau saat penjemuran terkena air hujan, maka itu akan membuat aroma dan rasa kopi menurun,'' ungkap dr Surip.

sumber